Alunan Gamelan di Saung Ranggon Budaya



MerahPutih Budaya - Sebagai tempat yang dibangun lima abad lalu, Saung Ranggon ternyata menyimpan cerita yang di luar nalar manusi. Salah satunya adalah harus ada alunan gamelan setiap tahunnya di saung tersebut.
Asdi Sutardi, keturunan ke-5 dari Raden Abbas, seorang pasukan dari Mataram yang menemukan Saung Ranggon tahun 1821 ini menuturkan, jika tidak ada hiburan tradisional yang terdapat alunan gamelan menjelang Maulid Nabi, maka akan ada orang kesurupan di sekitar saung.
"Nah, mitosnya di sini memang harus ada alunan gamelan, kaya wayang kulit atau apa pun yang ada bunyi gamelannya. Kalau enggak bisa ada kesurupan massal," ucapnya kepadamerahputih.com di depan Saung Ranggon, Cikedokan, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/4).
Terakhir kesurupan massal tersebut menimpa 12 pengunjung pada tahun lalu. Saat itu, keturunan dari Raden Abbas tidak mempunyai dana untuk membuat hiburan tradisional.
"Pas tahun kemarin ada 12 orang pengunjung yang kesurupan. Saya pikir kan dimaklumi karena enggak ada dana, eh enggak tahunya malah kejadian. Biasanya kalau bukan pengunjung ya warga yang kesurupan," terang Asdi.
Saung Ranggon sendiri adalah bangunan yang diprediksi telah ada sejak abad ke-16. Saung tersebut dibuat oleh Pangeran Rangga, anak dari Pangeran Jayakarta. Saat itu, saung sengaja dibuat untuk tempat musyawarah para wali yang datang dari penjuru daerah.
Kini Saung Ranggo telah menjadi cagar budaya dari pemerintah Bekasi. Sayangnya akses yang cukup sulit dan fasilitas yang minim dari tempat tersebut menjadi kendala utama untuk memperkenalkan rumah tertua di Bekasi tersebut kepada masyarakat. (Yni)

http://indonesiana.merahputih.com/budaya/2016/04/04/penjaga-setiap-tahun-harus-ada-alunan-gamelan-di-saung-ranggon/39939/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar